Candi Jedong Mojokerto – Sebuah pemandangan bangunan kuno dilengkapi dengan pemandangan alam yang sungguh fantastis ini rasa-rasanya sayang untuk di lewatkan bila anda sedang di Mojokerto. Bangunan kuno yang kami maksud tersebut adalah candi jedong. Candi yang sudah berumur ratusan tahun ini merupakan peninggalan purbakala yaitu kerajaan di masa lampau. Diperkitakan candi ini sudah berummur 14 abad yang berada di lereng gunung penanggungan Mojokerto.
Berdasarkan pendapat para peneliti candi jekdong di tahun 1907 yang mengamati sekitar lokasi. Mereka berpendapat bahwa di kampung Jedong memiliki 3 gapura besar yang mana dua diantaranya dibuat dari batu andesit sementara yang satu dibuat dari tumpukan batu bata. Ditemukan tulisan 1326 Masehi pada candi yang dibuat dari batu bata yang lokasinya tidak jauh dari candi jedong. Namun sayang, candi yang terpahat tulisan tersebut kini tinggal puing-puingnya saja.
Untungnya 2 gapura yang dibuat dari batu andesit masih berdiri hingga sekarang, yaitu sebagai kenangan indah dari kerajaan yang pernah ada di Bumi Mojokerto. Dua bangunan gapura ini berada di poros pintu antara barat dan timur yang masing-masing jaraknya 80 m. Gapura berada di sisi barat bekas tembok yang mengelilingi pusat kerajaan.
Gapura 1
Gapura ini dibuat dari batu andesit dan memiliki ukuran lebar 5.18 m, tinggi 9 m, dan panjangnya 12.51m bangunan yang atap dan bagian tubuhnya menjadi satu. Pada candi ini terdapat 3 bagian utama yaitu bagian bawah atau kaki, bagian tengah atau tubuh dan bagian atap. Pada candi ini diberikan pintu untuk keluar masuk yang berada di bagian tengah dengan menghadap barat dan timur. Candi ini tidak ditemukan hiasa pada bagian bawah dan bagian tengah. Hiasan candi ditemukan di bagian atas atau atap. Terdapat hiasan kala di bagian bawah atap yang terletak menempel pada sisi barat dan timur, ditemukan lagi hiasan gapura kecil yang menempel pada deretan tingkatan atas atap candi. Pada sudut dihiasi dengan motif menyerupai gunung. Sementara pada ambang pintu gapura ini didapati tulisan tahun dalam bahasa Candra Sangkala bertuliskan Brahmana Nora Kaya Bhumi yang artinya tahun 1307 saka atau 1385 Masehi. Tulisan tersebut diduga merupakan tahun peresmian gapura sebagai akses masuk ke desa perdikan.
Gapura 2
Gapura ini juga merupakan kesatuan dimana bagian bawah, tengah atau tubuh dan bagian atas menjadi satu. Bangun ini dibuat dari batu andesit yang memiliki panjang 6.86 m, dengan lebar 3.40 m, dan ketinggian 7.19 m. Sebuajh situ yang lumayan besar. Di canti ini ditemukan tulisan atau pahatan tahun 1378 Saka atau 1456 Masehi, pahatan ini berada di dekat pintu masuk.
Dari kedua candi ini terdapat tulisa angka tahun yang sama, hal ini bisa diperkirakan bahwa kedua candi tersebut di bangun atau diresmikan pada masa yang sama. Selain itu, dari model bangunan kedua candi juga memiliki kemiripan antara satu sama lain. Sementara masyaratkata setempat memberikan candi pertama sebagai candi lanang (laki-laki/suami) sementara untuk candi yang ke 2 disebut candi wedok (wanita/istri). Mungkin ini dikarenakan bentuk candi yang mirip dan ukuran canti pertama lebih besar di banding candi ke 2.
Itulah sekilas mengenai Candi Jedong Mojokerto, semoga dapat menambah wawasan kita dan bermanfaat untuk anda semua. Selamat liburan dan hati-hati di jalan.
Berdasarkan pendapat para peneliti candi jekdong di tahun 1907 yang mengamati sekitar lokasi. Mereka berpendapat bahwa di kampung Jedong memiliki 3 gapura besar yang mana dua diantaranya dibuat dari batu andesit sementara yang satu dibuat dari tumpukan batu bata. Ditemukan tulisan 1326 Masehi pada candi yang dibuat dari batu bata yang lokasinya tidak jauh dari candi jedong. Namun sayang, candi yang terpahat tulisan tersebut kini tinggal puing-puingnya saja.
Untungnya 2 gapura yang dibuat dari batu andesit masih berdiri hingga sekarang, yaitu sebagai kenangan indah dari kerajaan yang pernah ada di Bumi Mojokerto. Dua bangunan gapura ini berada di poros pintu antara barat dan timur yang masing-masing jaraknya 80 m. Gapura berada di sisi barat bekas tembok yang mengelilingi pusat kerajaan.
Gapura 1
Gapura ini dibuat dari batu andesit dan memiliki ukuran lebar 5.18 m, tinggi 9 m, dan panjangnya 12.51m bangunan yang atap dan bagian tubuhnya menjadi satu. Pada candi ini terdapat 3 bagian utama yaitu bagian bawah atau kaki, bagian tengah atau tubuh dan bagian atap. Pada candi ini diberikan pintu untuk keluar masuk yang berada di bagian tengah dengan menghadap barat dan timur. Candi ini tidak ditemukan hiasa pada bagian bawah dan bagian tengah. Hiasan candi ditemukan di bagian atas atau atap. Terdapat hiasan kala di bagian bawah atap yang terletak menempel pada sisi barat dan timur, ditemukan lagi hiasan gapura kecil yang menempel pada deretan tingkatan atas atap candi. Pada sudut dihiasi dengan motif menyerupai gunung. Sementara pada ambang pintu gapura ini didapati tulisan tahun dalam bahasa Candra Sangkala bertuliskan Brahmana Nora Kaya Bhumi yang artinya tahun 1307 saka atau 1385 Masehi. Tulisan tersebut diduga merupakan tahun peresmian gapura sebagai akses masuk ke desa perdikan.
Gapura 2
Gapura ini juga merupakan kesatuan dimana bagian bawah, tengah atau tubuh dan bagian atas menjadi satu. Bangun ini dibuat dari batu andesit yang memiliki panjang 6.86 m, dengan lebar 3.40 m, dan ketinggian 7.19 m. Sebuajh situ yang lumayan besar. Di canti ini ditemukan tulisan atau pahatan tahun 1378 Saka atau 1456 Masehi, pahatan ini berada di dekat pintu masuk.
Dari kedua candi ini terdapat tulisa angka tahun yang sama, hal ini bisa diperkirakan bahwa kedua candi tersebut di bangun atau diresmikan pada masa yang sama. Selain itu, dari model bangunan kedua candi juga memiliki kemiripan antara satu sama lain. Sementara masyaratkata setempat memberikan candi pertama sebagai candi lanang (laki-laki/suami) sementara untuk candi yang ke 2 disebut candi wedok (wanita/istri). Mungkin ini dikarenakan bentuk candi yang mirip dan ukuran canti pertama lebih besar di banding candi ke 2.
Yuk kunjungi juga Air Terjun Grenjengan PacetCandi ini diperkirakan sebagai batasan atau akses masuk ke desa perdikan (sima). Desa ini merupakan wilayah yang bebas pajak. Candi ini telah mengalami penelitian dan untuk penulisan sejarah. Diantara peneliti yang pernah meneliti Candi Jedong Mojokerto adalah Verbeek (1891), Knebel (1907), Brandes (1913), Bosch (1918), Naersen (1918), Damats (1951), Hasan Djafar (1978), Slamet Mulyana (1979). Sementara candi Jedong Mojokerto ini dibugarkan sebanyak 11 kali yang dimulai pemugaran pada tahun 1993 hingga tahun 2004. Pemugaran candi ini dikerjakan oleh Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Ketiak dilakukan penggalian ternyata ditemukan sisa pagar yang merupakan penghubung dari kedua candi Jedong tersebut.
Panorama Candi Jedong Mojokerto
Candi Jedong berada di kaki gunung penanggungan Mojokerto, karena berada di kaki gunung maka lokasi candi jedong memili hawa sejuk khas pegunungan, serta spoi angin yang segar. Bukan hanya itu pemandangan yang merupakan paduan pemandangan candi dan gunung terlihat sangat eksotis. Nah, buat sobat yang mendambakan foto dengan background yang sangat apik, jangan lupa untuk mengambil jepretan ketika berada di candi jedong Mojokerto ini.Lokasi Candi Jedong Mojokerto
Candi Jedong ini berada di Ds. Wotanmas Jedong, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto. Lokasi berjarak kurang lebih 30 km dari arah kota Mojokerto ke arah timur. Atau berada kurang lebih 2 km dari kawasan industri Ngoro, Mojokerto.Itulah sekilas mengenai Candi Jedong Mojokerto, semoga dapat menambah wawasan kita dan bermanfaat untuk anda semua. Selamat liburan dan hati-hati di jalan.
Advertisement