Pendopo Agung Trowulan Mojokerto – Pendopo ini bukan peninggalan dari Kerajaan Majapahit, tetapi pendopo ini dibangun oleh Kodam V Braijaya. Banyak orang dari berbagai wilayah di Negeri ini datang ke pendopo ini untuk lelakon atau tirakat. Banyak orang yang meyakini bahwa pendopo ini merupakan tempat sakral.
Sekitar pendopo suasanya begitu asri dan segar sebab banyak pepohonan yang rindang, sehingga pendopo ini dimanfaatkan oleh wisatawan sebagai tempat rehat, duduk santai sembari bercerita tentang majapahit usai eksplorasi situs atau candi atau tempat lain yang tidak jauh dari lokasi pendopo ini, sebab pendopo agung juga berada di Trowulan.
Area depan dimanfaatkan sebagai parkir kendaraan pengunjung, nah ketika masuk ke pendopo ini akan disambut dengan pintu gerbang yang menyerupai candi bentar. Gerbang ini menyerupai gapura namun bagian atas terpisah tidak terdapat tangkup.
Gapura ini merupakan gerbang yang menandakan kawasan bagian luar dan bagian dalam. Usai melewati gerbang ini anda akan menemukan prasasti dibawah patung Maha Patih Gajah Mada. Pada prasasti tersebut terdapat tulisan sumpah palapa Gajah Mada.
Teks sumpah palapa yang diikrarkan oleh Gajah Mada adalah “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.” Gajah Mada tidak akan berhenti berpuasa sampai seluruh kerajaan yang disebut dalam sumpah itu dipersatukan dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit. Patung dan prasasti sumpat palapa tersebut diresmikan pada hari Minggu tanggal 22 Juni 1986 oleh Komando Pusat Polisi Militer.
Tak hanya itu, tidak jauh dari patung gajah mada juga terdapat patung Raja Brawijaya, patung tersebut berdiri tegak dan diatasnya terdapat sebuah payung khas kerajaan. Menariknya jika diperhatikan pendopo agung menjadi latar patung ini yang khas dengan bangunan jawa.
Nah, kembali lagi ke pendopo agung Trowulan Mojokerto ini. Bangunan pendopo ini dominan dibuat dari bahan kayu, termasuk bagian dalam pendopo rata berasal dari kayu. Hanya saja tatakan pilar pendopo bagian dalam menggunakan batu khas Majapahit. Didalam pendopo pun banyak dijumpai pengunjung yang sedang beristirahat.
Sementara di belakang pendopo anda akan menemukan relief yang bertuliskan tentang sejarah kerajaan majapahit. Majapahit adalah salah satu kerajaan besar yang pernah ada di bumi Nusantara, dengan kekuatan militer yang hebat dan armada laut yang kuat. Pada didinding tersebut juga dituliskan para panglima Brawijaya.
Sekitar pendopo suasanya begitu asri dan segar sebab banyak pepohonan yang rindang, sehingga pendopo ini dimanfaatkan oleh wisatawan sebagai tempat rehat, duduk santai sembari bercerita tentang majapahit usai eksplorasi situs atau candi atau tempat lain yang tidak jauh dari lokasi pendopo ini, sebab pendopo agung juga berada di Trowulan.
Area depan dimanfaatkan sebagai parkir kendaraan pengunjung, nah ketika masuk ke pendopo ini akan disambut dengan pintu gerbang yang menyerupai candi bentar. Gerbang ini menyerupai gapura namun bagian atas terpisah tidak terdapat tangkup.
Gapura ini merupakan gerbang yang menandakan kawasan bagian luar dan bagian dalam. Usai melewati gerbang ini anda akan menemukan prasasti dibawah patung Maha Patih Gajah Mada. Pada prasasti tersebut terdapat tulisan sumpah palapa Gajah Mada.
Teks sumpah palapa yang diikrarkan oleh Gajah Mada adalah “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.” Gajah Mada tidak akan berhenti berpuasa sampai seluruh kerajaan yang disebut dalam sumpah itu dipersatukan dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit. Patung dan prasasti sumpat palapa tersebut diresmikan pada hari Minggu tanggal 22 Juni 1986 oleh Komando Pusat Polisi Militer.
Tak hanya itu, tidak jauh dari patung gajah mada juga terdapat patung Raja Brawijaya, patung tersebut berdiri tegak dan diatasnya terdapat sebuah payung khas kerajaan. Menariknya jika diperhatikan pendopo agung menjadi latar patung ini yang khas dengan bangunan jawa.
Baca : Tempat Rekreasi Di MojokertoBerdasarkan cerita, Prabu Brawijaya V ini merupakan raja terakhir dari kerajaan majapahit. Pada masa pemerintahan Prabu Brawija Majapahit mengalami kemunduran. Mungkin kemunduran kerajaan Majapahit ini disebabkan adanya kesultanan Pajang. Kesultanan ini di bangun oleh Sultan Hadiwijaya. Melihat kondisi kerajaan Majapahit yang semakin mundur, kemudia Prabu Brawijasa bersama pengikutnya pergi ke gunung kidul untuk bersemedi.
Nah, kembali lagi ke pendopo agung Trowulan Mojokerto ini. Bangunan pendopo ini dominan dibuat dari bahan kayu, termasuk bagian dalam pendopo rata berasal dari kayu. Hanya saja tatakan pilar pendopo bagian dalam menggunakan batu khas Majapahit. Didalam pendopo pun banyak dijumpai pengunjung yang sedang beristirahat.
Sementara di belakang pendopo anda akan menemukan relief yang bertuliskan tentang sejarah kerajaan majapahit. Majapahit adalah salah satu kerajaan besar yang pernah ada di bumi Nusantara, dengan kekuatan militer yang hebat dan armada laut yang kuat. Pada didinding tersebut juga dituliskan para panglima Brawijaya.
Jangan lupa mampir juga ke Jogging Track Mojokerto untuk menikmati secangkir kopi sembari menikmati suasana suangai brantas yang segar.Melihat kebelakang lagi, anda akan melihat bangunan joglo kecil, bangunan tersebut adalah petilasan panggung. Petilasan ini bukan makam, namun merupakan tempat ritual atau semedi. Nah, Petilasan Panggung ini dipercaya merupakan tempat Raden wijaya bertapa. Raden Wijaya bertapa di tempat tersebut yaitu untuk babat alas membuka tempat tinggal di desa Tarik yang berada di pinggir sungai brantas, yang akhirnya menjadi sebuah kerajaan besar yakni Majapahit.
Lokasi Pendopo Agung Trowulan
Pendopo agung ini berada di Ds. Trowulan, Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto. Dari pusat kota ke arah barat kurang lebih 5 km, akses masuk cukup mudah bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat sampai ke lokasi.Advertisement